30 November 2010

HARI GURU NASIONAL


Sejarah Hari Guru Nasional

Diawali dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932.Pada tahun 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Perubahan ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena kata “Indonesia” yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya, kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.namun Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.
Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24 – 25 November 1945 di Surakarta. Melalaui kongres ini, segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama, dan suku, sepakat dihapuskan. Mereka adalah – guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk. Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di dalam kongres inilah, pada tanggal 25 November 1945 – seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan.

Dengan semangat pekik “merdeka” yang bertalu-talu, di tangan bau mesiu pemboman oleh tentara Inggris atas studio RRI Surakarta, mereka serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan tiga tujuan :
1. Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia;

2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan;

3. Membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya.
Sejak Kongres Guru Indonesia itulah, semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu di dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Jiwa pengabdian, tekad perjuangan dan semangat persatuan dan kesatuan PGRI yang dimiliki secara historis terus dipupuk dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan negara kesatuan republik Indonesia. Dalam rona dan dinamika politik yang sangat dinamis, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tetap setia dalam pengabdiannya sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan, yang bersifat unitaristik, independen, dan tidak berpolitik praktis.

21 November 2010

RPP LESSON STUDY

Oleh : ENDANG LUKMIATI, S.Pd

  1. IDENTITAS   MATA  PELAJARAAN
a. Mata pelajaran          : Bahasa Indonesia
b. Kelas / Semester       : V / 1
c. Alokasi waktu           : 2 x 35 Menit

  1. STANDAR  KOMPETENSI
Mengungkapkan pikiran ,pendapat , perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan atau wawancara   

  1. KOMPETENSI  DASAR
Menanggapi persoalan atau peristiwa dan memberikan saran pemecahannya dengan memperhatikan pilihan kata  dan santun berbahasa..

  1. INDIKATOR
 a. Memperhatikan contoh cara nenanggapi masalah
 b. Menanggapi   suatu persoalan,  dan  memecahkannya

  1. TUJUAN  PEMBELAJARAN
a. siswa dapat memperhatikan  contoh persoalan, menanggapi dan memecahkannya
b. siswa dapat mengemukakan persoalan , menanggapi dan memecahkannya

6.      MATERI  AJAR
Menanggapi masalah dan memecahkannya

7.      MODEL
Jigsaw

8.      KEGIATAN  PEMBELAJARAN
 
A.    Kegiatan Pendahuluan
1.      Guru mengajukan pertanyaan kepada anak  yang dilihat di  berita TV dan anak menanggapinya
2.      Menjelaskan cara pemecahan masalah
B.     Kegiatan inti
1.      Membentuk kelompok
2.      Melibatkan siswa untuk mencari  contoh-contoh persoalan disekitar
3.      Guru mendiskripsikan  persoalan –persoalan yang ada  kedalam  sebuah tabel permasalahan
4.      Memberi kesempatan  siswa secara   berkelompok untuk menganalisa masalah-masalah
5.      Semua  murid dalam  kelompok mempunyai  5 masalah dan  5 pemecahan masalah  yang sama
6.      Masalah yang sama yang terdapat pada kelompok-kelompok yang sudah terbentuk berkumpul untuk  ditanggapi serta dipecahkannnya secara bersama-sama
7.      Siswa kembali kekelompok asal untuk menjelaskan tentang tanggapan persoalan  dan pemecahannya dari kelompok ahli kepada anggota lainnya
8.      siswa mempresentasikan hasil diskusi
C.   Kegiatan Penutup
1.  Melakukan penilaian atau refleksi  terhadap  hasil diskusi
2.  Bersama-sama siswa membuat rangkuman atau kesimpulan

  1. SUMBER BELAJAR
Berita TV , Koran  dan majalah 

  1. PENILAIAN HASIL BELAJAR
A. Jenis tes
     Tes Tertulis (terlampir)

B. Format Penilaian

No
Aspek yang dinilai
Skor Maksimal
1
Ketepatan jawaban
70
2
Pengungkapan kalimat
20
3
Keberanian
10

                                                            ………., ………………….2010


Mengetahui                                         Guru Kelas
                        Kepala Sekolah                                   Endang Lukmiati,S.Pd                      

FOTO-FOTO KEGIATAN LESSON STUDY




20 November 2010

KEGIATAN LESSON STUDY DI SDN 1 PUTAT LOR

Lesson study adalah suatu proses sistematis yang digunakan oleh guru-guru Jepang untuk menguji keefektifan pengajarannya dalam rangka meningkatkan hasil pembelajaran (Garfield, 2006). Proses sistematis yang dimaksud adalah kerja guru-guru secara kolaboratif untuk mengembangkan rencana dan perangkat pembelajaran, melakukan observasi, refleksi dan revisi rencana pembelajan secara bersiklus dan terus menerus. Menurut Walker (2005) Lesson study adalah suatu metode pengembangan profesional guru. Menurut Lewis (2002) ide yang terkandung didalam lesson study sebenarnya singkat dan sederhana, yakni jika seorang guru ingin meningkatkan pembelajaran, salah satu cara yang paling jelas adalah melakukan kolaborasi dengan guru lain untuk merancang, mengamati dan melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang dilakukan.
Secara lebih operasional lesson study adalah kegiatan pengkajian pembelajaran yang dilakukan oleh sekelompok guru untuk mengetahui efektivitas dari suatu pembelajaran. Kegiatan dilakukan secara terus untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan peningkatan kompetensi guru. Oleh karena itu guru akan menjadi lebih professional di dalam menjalankan tugasnya. Di Indonesia, lesson study juga dapat diartikan sebagau suatu model pembinaan profesi pendidik melalui peng¬kajian pembelajaran secara kolaboratif dan berkelanjutan berlandaskan prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk membangun komunitas belajar dalam rangka meningkatkan profesionalisme guru serta meningkatkan kualitas pembelajaran

BALOK DAN KUBUS

Oleh : ABDUL KARIM, S.Pd 
Saya seorang guru SD Negeri I Putat Lor Menganti Gresik yang letaknya tidak jauh dari tempat tinggal saya.Di sekolah diberi tugas oleh Kepala sekolah sebagai Wali kelas 5 B dan mengajar di kelas 5 A dan 5B pada mata pelajaran  matematika dan IPA.
Pada hari Rabu tanggal 19 Mei 2010  saya mengajar matematika di kelas 5A yang rata-rata kemampuannya muridnya menengah ke bawah.Materi yang saya sampaikan berkaitan dengan Kompetensi Dasar : 6.2 Mengidentifikasi sifat-sifat bangun ruang dan tujuan pembelajarannya adalah 1.Siswa dapat menyebutkan sifat-sifat bangun ruang balok dan kubus  2. Siswa dapat menggambar bangun ruang balok dan kubus dengan benar.Sebelum menyampaikan meteri pelajaran saya sudah menyiapakan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran beserta media pembelajarannya yaitu balok dan kubus.
Dalam proses pembelajaran suasana kelas tampak menyenangkan ,karena semua siswa tidak ada satupun tampak kerpaksaan dalam menerima pelajaran.Pada saat mengenalkan sifat-sifat balok dan kubus menggunakan metode  demonstrasi dan tugas ,misalnya dengan memperlihatkan mana sisi ,rusuk dan titik sudut pada balok dan kubus dengan menunjuk bendanya kemudian meminta beberapa siswa maju ke depan kelas untuk menunjukkan sisi, rusuk dan titik sudut pada balok dan kubus.Setelah itu saya bertanya kepada siswa,”Apakah kalian sudah mengerti tentang sisi,rusuk dan titik sudut pada balok dan kubus?” Maka secara serempak siswa menjawab ,sudah Pak.Untuk menguji pernyataan siswa ,apa siswa benar-benar sudah paham atau belum maka saya meminta siswa yang bernama Mona maju ke depan untuk menunjukkan sisi dan rusuk balok atau kubus.Dengan agak malu-malu Wanda maju ke depan dan menunjukkan apa yang diperintah guru.Hasilnya ternyata sungguh mengecewakan ,karena yang ditunjuk tidak satupun ada yang benar.Untuk merespon hal itu ,saya segera memberi pertanyaan kepada siswa yang bernama Nabil yang duduk di belakang Mona dengan sebuah pertanyaan yaitu; Ada berapa sisi balok?dan Nabil menjawab ,ada 8 Pak. Mendengar jawaban itu,saya gelengkan kepala dan mengusap dada seraya mengucap istighfar.
Karena jawaban dari siswa yang salah itu saya memutuskan untuk mengulang menjelaskan materi pelajaran dari awal .Dari hasil pengulangan itu ternyata Mona dan temannya lebih paham dan akhirnya saya melanjutkan untuk meminta menggambar balok dan kubus dengan bimbingan guru, yaitu dengan memberi contoh menggambar balok dan kubus di papan tulis.Setelah itu siswa segera menggambar di bukunya masing-masing.Ketika siswa menggambar bangun ruang balok dan kubus ,saya mengelilingi masing-masing siswa sambil memberikan bimbingan bagi siswa yang mengalami kesulitan.Pada waktu saya keliling mengamati siswa yang sedang mengerjakan tugas itu menemukan beberapa siswa mengerjakan tugas dengan benar, ada yang kurang benar bahkan ada yang tidak mengerjakan tugas sama sekali.
Menyikapi kepada anak yang tidak mengerjakan tugas,saya bertanya ,”Mengapa kamu tidak  mengerjakan?” Saya tidak punya penggaris,Pak? Sepontan waktu itu ,saya menyuruh anak itu beli penggaris di toko belakang sekolah  dan secepatnya selesaikan tugasnya.Dengan tergesa-gesa siswa itu mengerjakan tugas hingga selesai walaupun hasinya belum sempurna.

17 November 2010

IDENTIFIKASI MASALAH

Oleh : MASKURI

IDENTIFIKASI MASALAH

Daftar masalah pembelajaran yang muncul di kelas
Masalah pembelajaran yang akan dipilih untuk diperbaiki atau diangkat sebagai PTK
Analisis Masalah (Kemungkinan penyebab dan alternatif solusinya)
1.    Siswa kurang perhatian terhadap materi yang disajikan
2.    Siswa belum bisa menunjuk letak negara dengan benar.
3.    Siswa cenderung diam, kurang aktif.
Kurangnya perhatian siswa terhadap materi yang disajikan
1.    Suara guru kurang keras sehingga siswa tidak mendengar apa yang disampaikan oleh guru.
2.    Alat peraga kurang menarik, terlalu rumit.

Semua yang saya tulis ini hanya contoh, silahkan dikomentari jika ada yang kurang cocok

15 November 2010

CASE STUDY


Oleh : MASKURI
PETA BUTA
Saat itu aku mengajar IPS kelas enam pada pokok bahasan MENGENAL NEGARA-NEGARA tetangga. Saya menggunakan peta dinding sedangkan siswa menggunakan atlas sebagai alat peraga.
Pada pembelajaran tersebut saya mengharapkan siswa dapat menemutunjukkan negara-negara tetangga di Asia tenggara dan siswa dapat menyebutkan 10 negara di asia tenggara.
Langkah yang saya tempuh dalam pembelajaran tersebut adalah siswa dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, peta dinding saya pasang di depan kelas dan siswa bersama kelompoknya membuka atlas yang mereka buka. Sebagai langkah berikutnya saya menyebutkan nama negara berturut-turut Malaysia, Singapura, Brunai sedangkan siswa mencari  negara tersebut di atlas, setelah mereka menemukan siswa maju untuk menunjuk negara pada peta dinding yang ada di depan kelas. Hal tersebut saya  lakukan sampai semua negara di Asia Tenggara telah ditunjuk oleh siswa. Setelah saya anggap sudah paham siswa saya suruh untuk menyebutkan nama negara di Asia Tenggara.
Setelah itu peta dinding saya ganti dengan peta buta, sedangkan atlas yang dibawa siswa untuk sementara ditutup. Selanjutnya siswa disuruh maju untuk memberi tanda pada masing-masing negara.
Dari sekian anak ternyata masih ada yang belum bisa menunjuk negara dengan benar kira-kira 25%. Dari hasil pengamatan tersebut saya menganggap pembelajaran yang saya lakukan tidak berhasil, sehingga perlu diperbaiki.
Dari pengalaman tersebut saya bertanya pada diri saya sendiri “Apa yang salah dalam pembelajaran saya?” Dimana letak kesalahan saya?. Mungkinkah alat peraga saya yang salah atau kurang menarik?.
Pada akhirnya saya menyimpulkan bahwa menggunakan alat peraga seperti di atas tidak efektif.