20 Oktober 2012

Hasil UKG Online : Potret Kualitas Guru Kita?


Uji Kompetensi Guru (UKG) online belakangan ini menjadi trending topic di kalangan guru. Tiap hari hanya membahas UKG, terkadang sampai lupa ngurusi kelas yang mau diajar. Ada yang mengeritik habis-habisan mutu soal UKG, mengumpat tidak karuan atas kelemahan visualisasi soal yang banyak cacatnya, ngomel atas gagalnya koneksi dengan server pusat, dan ketidakpuasan yang lain.

Banyak guru-guru tidak terima dengan nilai akhir yang diperoleh setelah mengerjakan UKG. Standar kelulusan UKG yang dipatok 70 menjadi sesuatu yang terlalu “mewah” dicapai oleh peserta UKG. Rilis Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan, nilai rata-rata sementara peserta yang telah mengikuti UKG adalah 44,55.

Ketua Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI), Sulistiyo, mengaku tidak percaya dengan akurasi hasil Uji Kompetensi Guru (UKG). Pasalnya, penyelenggaraan UKG tidak diimbangi dengan persiapan dan pelaksanaan yang optimal.

Sementara itu, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) membantah soal-soal dalam Uji Kompetensi Guru (UKG) bermutu rendah. Semua soal diklaim telah melewati proses matang dari awal penyusunan sampai didistribusikan ke dalam naskah soal (online/manual).

Terus siapa yang benar? Seorang teman penulis, guru IPS, menilai soal-soal UKG yang telah dia kerjakan bermutu bagus, meski dia hanya mendapat nilai 60. Tapi, mengapa banyak guru yang lain, terutama lewat media sosial menuturkan kualitas soal UKG payah.

Mengukur profesionalisme guru hanya dengan UKG online memang kurang bijak. Tapi, instrumen ini oleh Kemendikbud dianggap cara yang praktis untuk memetakan kompetensi guru. Dengan metode apa pun untuk mengukur dan memetakan kompetensi guru pasti ada kelemahan. Pilihan UKG online oleh Kemendikbud untuk mengukur dan memetakan kompetensi guru mestinya dilakukan dengan persiapan cukup. Sehingga, jika waktu sosialisasi sudah cukup memadai, instrumen sarana dan prasarananya bagus, dan kualitas soal bermutu tinggi, tidak ada lagi alasan guru untuk menolak hasil UKG online, apalagi sampai memboikot.
Akhirnya, kita berharap UKG online ini ada bukan sekedar hanya menghabiskan anggaran pendidikan seperti sinyalemen sebagian pemerhati pendidikan, tapi bermuara pada peningkatan kualitas guru. Semoga.

Sumber : kompasiana.com

06 Maret 2011

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)

Oleh : MASKURI

Penelitian Tindakan Kelas atau yang dikenal dengan PTK merupakan muara dari kegiatan bermutu. Semua kegiatan yang pernah dilakukan dalam inservice maupun onservice pada akhirnya akan menuju pada bagaimana melaksanakan PTK di kelas. Mulai dari case study, kajian kritis, jurnal belajar, open class dan seterusnya menggiring kita untuk mempelajari dan mengenal PTK.

Kini telah sampai pada penghujung pertemuan yang artinya PTK sudah dipahami dan dilaksanakan di kelas, yang akhirnya kita bisa memperbaiki pembelajaran yang pernah kita lakukan. Walaupun begitu masih ada diantara rekan kita yang masih belum menguasai, hal tersebut akan diperbaiki dipertemuan-pertemuan yang akan datang.

Untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang PTK alangkah baiknya anda download di sini ....

30 November 2010

HARI GURU NASIONAL


Sejarah Hari Guru Nasional

Diawali dengan nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) tahun 1912, kemudian berubah nama menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI) tahun 1932.Pada tahun 1932 nama Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB) diubah menjadi Persatuan Guru Indonesia (PGI). Perubahan ini mengejutkan pemerintah Belanda, karena kata “Indonesia” yang mencerminkan semangat kebangsaan sangat tidak disenangi oleh Belanda. Sebaliknya, kata “Indonesia” ini sangat didambakan oleh guru dan bangsa Indonesia.namun Pada zaman pendudukan Jepang segala organisasi dilarang, sekolah ditutup, Persatuan Guru Indonesia (PGI) tidak dapat lagi melakukan aktivitas.
Semangat proklamasi 17 Agustus 1945 menjiwai penyelenggaraan Kongres Guru Indonesia pada tanggal 24 – 25 November 1945 di Surakarta. Melalaui kongres ini, segala organisasi dan kelompok guru yang didasarkan atas perbedaan tamatan, lingkungan pekerjaan, lingkungan daerah, politik, agama, dan suku, sepakat dihapuskan. Mereka adalah – guru-guru yang aktif mengajar, pensiunan yang aktif berjuang, dan pegawai pendidikan Republik Indonesia yang baru dibentuk. Mereka bersatu untuk Negara Kesatuan Republik Indonesia. Di dalam kongres inilah, pada tanggal 25 November 1945 – seratus hari setelah proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia – Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) didirikan.

Dengan semangat pekik “merdeka” yang bertalu-talu, di tangan bau mesiu pemboman oleh tentara Inggris atas studio RRI Surakarta, mereka serentak bersatu untuk mengisi kemerdekaan dengan tiga tujuan :
1. Mempertahankan dan menyempurnakan Republik Indonesia;

2. Mempertinggi tingkat pendidikan dan pengajaran sesuai dengan dasar-dasar kerakyatan;

3. Membela hak dan nasib buruh umumnya, guru pada khususnya.
Sejak Kongres Guru Indonesia itulah, semua guru Indonesia menyatakan dirinya bersatu di dalam wadah Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Jiwa pengabdian, tekad perjuangan dan semangat persatuan dan kesatuan PGRI yang dimiliki secara historis terus dipupuk dalam mempertahankan dan mengisi kemerdekaan negara kesatuan republik Indonesia. Dalam rona dan dinamika politik yang sangat dinamis, Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) tetap setia dalam pengabdiannya sebagai organisasi perjuangan, organisasi profesi, dan organisasi ketenagakerjaan, yang bersifat unitaristik, independen, dan tidak berpolitik praktis.

21 November 2010

RPP LESSON STUDY

Oleh : ENDANG LUKMIATI, S.Pd

  1. IDENTITAS   MATA  PELAJARAAN
a. Mata pelajaran          : Bahasa Indonesia
b. Kelas / Semester       : V / 1
c. Alokasi waktu           : 2 x 35 Menit

  1. STANDAR  KOMPETENSI
Mengungkapkan pikiran ,pendapat , perasaan, fakta secara lisan dengan menanggapi suatu persoalan, menceritakan hasil pengamatan atau wawancara   

  1. KOMPETENSI  DASAR
Menanggapi persoalan atau peristiwa dan memberikan saran pemecahannya dengan memperhatikan pilihan kata  dan santun berbahasa..

  1. INDIKATOR
 a. Memperhatikan contoh cara nenanggapi masalah
 b. Menanggapi   suatu persoalan,  dan  memecahkannya

  1. TUJUAN  PEMBELAJARAN
a. siswa dapat memperhatikan  contoh persoalan, menanggapi dan memecahkannya
b. siswa dapat mengemukakan persoalan , menanggapi dan memecahkannya

6.      MATERI  AJAR
Menanggapi masalah dan memecahkannya

7.      MODEL
Jigsaw

8.      KEGIATAN  PEMBELAJARAN
 
A.    Kegiatan Pendahuluan
1.      Guru mengajukan pertanyaan kepada anak  yang dilihat di  berita TV dan anak menanggapinya
2.      Menjelaskan cara pemecahan masalah
B.     Kegiatan inti
1.      Membentuk kelompok
2.      Melibatkan siswa untuk mencari  contoh-contoh persoalan disekitar
3.      Guru mendiskripsikan  persoalan –persoalan yang ada  kedalam  sebuah tabel permasalahan
4.      Memberi kesempatan  siswa secara   berkelompok untuk menganalisa masalah-masalah
5.      Semua  murid dalam  kelompok mempunyai  5 masalah dan  5 pemecahan masalah  yang sama
6.      Masalah yang sama yang terdapat pada kelompok-kelompok yang sudah terbentuk berkumpul untuk  ditanggapi serta dipecahkannnya secara bersama-sama
7.      Siswa kembali kekelompok asal untuk menjelaskan tentang tanggapan persoalan  dan pemecahannya dari kelompok ahli kepada anggota lainnya
8.      siswa mempresentasikan hasil diskusi
C.   Kegiatan Penutup
1.  Melakukan penilaian atau refleksi  terhadap  hasil diskusi
2.  Bersama-sama siswa membuat rangkuman atau kesimpulan

  1. SUMBER BELAJAR
Berita TV , Koran  dan majalah 

  1. PENILAIAN HASIL BELAJAR
A. Jenis tes
     Tes Tertulis (terlampir)

B. Format Penilaian

No
Aspek yang dinilai
Skor Maksimal
1
Ketepatan jawaban
70
2
Pengungkapan kalimat
20
3
Keberanian
10

                                                            ………., ………………….2010


Mengetahui                                         Guru Kelas
                        Kepala Sekolah                                   Endang Lukmiati,S.Pd                      

FOTO-FOTO KEGIATAN LESSON STUDY